Pengertian Mushaf, Faktor Penyebab Haram Menyentuh Dan Membawa Mushaf, Dan Lain-Lain

Kasyifatu as-Saja, hal : 28 - 32

من انتقضى وضوءه حرم عليه أربعة أشياء : الصلاة ، والطواف ، ومس المصحف ، وحمله. ويحرم على الجنب ستة أشياء : الصلاة ، والطواف ، ومس المصحف ، وحمله ، واللبث فى المسجد ، وقراءة القرآن. ويحرم بالحيض عشرة أشياء : الصلاة ، والطواف ، ومس المصحف ، وحمله ، واللبث فى المسجد ، وقراءة القرآن ، والصوم ، والطلاق ، والمرور فى المسجد ان خافت تلويثه ،والاستمتاع بما بين السرة والركبة. 

Artinya :

Barangsiapa yang batal wudhunya, maka haram baginya empat perkara, yaitu :


1. Haram sholat

2. Haram thowaf

3. Haram menyentuh mushhaf al-Qur'an

4. Haram membawa mushhaf al-Qur'an

Dan haram bagi orang junub enam perkara, yaitu :



1. Haram sholat

2. Haram thowaf

3. Haram menyentuh mushhaf al-Qur'an

4. Haram membawa mushhaf al-Qur'an

5. Haram diam di mesjid

6. Haram membaca al-Qur'an


Dan haram bagi wanita yang haidh sepuluh perkara, yaitu :

1. Haram sholat

2. Haram thowaf

3. Haram menyentuh mushhaf al-Qur'an

4. Haram membawa mushhaf al-Qur'an

5. Haram diam di mesjid

6. Haram membaca al-Qur'an

7. Haram puasa

8. Haram di cerai

9. Haram lewat didalam mesjid, dikhwatirkan tumpahan darahnya

10. Haram dinikmati daerah antara pusar dan lututnya

Apa yang disebut Mushhaf itu?

قوله ومس المصـحف : وهو كل ما كتب عليه قرآن لدراسة ولو عمودا أو لوحا أو جلدا أو قرطاسا ، وخرج بذلك التميمة وهى ما يكتب فيها شيئ من القرآن للتبرك وتعلق على الرأس مثلا فلا يحرم مسها ولا حملها مالم تسم مصحفا عرفا ، فاذا كتب القرآن كله لا يقال له تميمة ولو صغر وان قصد ذلك فلا عبرة لقصده ، قال ابن حجر والعبرة فى قصد الدراسة والتبرك بحال الكتابة دون بعدها وبالكاتب لنفسه أوغيره تبرعا أى بلا أجرة ولا أمر والا فآمره أو مستأجره ، قال النووى فى التبيان وسواء مس نفس المصحف المكتوب أو الحواشى أو الجلد ، ويحرم مس الخريطة والغلاف والصندوق اذا كان فيهن المصحف هذا هو المذهب المختار وقيل لاتحرم هذه الثلاثة وهو ضعيف ، ولو كتب القرآن فى لوح فحكمه حكم المصحف سواء قل المكتوب أو كثر حتى لو كان بعض آية كتب للدراسة حرم ، وقال أيضا وفى المصحف ثلاث لغات ضم الميم وفتحها وكسرها فالضم والكسر مشهوران والفتح ذكرها أبو حفص النحاس وغيره قال الشبرا مليسى وظاهر أن مسه مع الحدث ليس كبيرة بخلاف الصلاة ونحوهما كالطواف وسجدتى التلاوة والشكر فانها كبيرة. 

Pengertian mushhaf adalah,

وهو كل ما كتب عليه قرآن لدراسة ولو عمودا أو لوحا أو جلدا أو قرطاسا 

"setiap sesuatu perkara yang dituliskan terhadapnya dari ayat-ayat suci al-Qur'an dengan tujuan untuk dibaca, sekalipun pada sebuah pilar, atau papan tulis, atau kulit, atau pada lembaran keretas". Inilah yang dimaksud dengan Mushhaf. Dengan demikian, haram menyentuhnya bagi mereka yang berhadats kecil dan berhadats besar. Berbeda halnya dengan yang disebut at-Tamimah (ajimat), yaitu ; 

وهى ما يكتب فيها شيئ من القرآن للتبرك

"sesuatu yang ditulis di dalamnya dengan sesuatu dari ayat-ayat suci al-Qur'an yang bertujuan untuk mengambil berekatnya", kemudian di gantungkan pada 

kepala, umpanya. Yang demikian, tidak diharamkan menyentuhnya ( bagi orang yang batal wudhunya, orang junub, dan wanita sedang haidh atau nifas), demikian juga tidak haram membawanya disehinggakan at-Tamimah tersebut tidak dikategorikan 'mushhaf ' menurut adat kebiasaan. 

Tetapi apabila seluruh ayat suci al-Qur'an yang dituliskannya, maka dalam konteks seperti ini tidak lagi dikategorikan 'at-Tamimah' sekalipun berbentuk dalam ukuran kecil dan sekalipun dikemas berbentuk at-Tamimah, artinya tetap disebut mushhaf al-Qur'an dengan mengesampingkan motif at-Tamimah tersebut. 

Pendapat Ibnu Hajar, bahwasannya dalam tujuan membaca dan mengambil berekah yang tepat adalah "ketika hendak menuliskan", jadi bukan "setelah menuliskan", baik ditulis secara tangan pribadi ataupun dengan tangan orang lain secara cuma-cuma, bahkan sekalipun dengan menyuruh pada orang lain, begitupun dengan tangan yang menerima pesanan. 

Pendapat Imam Nawawi dalam kitabnya, at-Tibyaan, bahwa keharaman menyentuh mushaf al-Qur'an bagi yang berhadats kecil dan berhadats besar tersebut bukan sebatas menyentuh pada tulisannya al-Qur'an saja, tetapi lebih kepada menyentuh pinggirannya mushhaf, atau menyentuh sampulnya, tetap saja hukumnya haram. 

Demikian juga haram menyentuh kaca-kacanya, juga dompetnya, juga kardusnya, bila jelas terdapat mushaf al-Qur'an didalamnya. Inilah menurut madzhab terpilih meskipun ada sebagian ulama yang tidak mengharamkannya untuk ketiga point diatas, tetapi pendapatnya ini lemah. 

Dan apabila seseorang menuliskan ayat-ayat suci al-Qur'an pada papan tulis, maka papan tulis tersebut hukumnya adalah hukum mushaf al-Qur'an, dalam kata lain haram disentuhnya papan tulis tersebut bagi yang berhadats kecil dan berhadats besar, baik tulisannya sedikit atau banyak, bahkan sekalipun sekedar sebagian ayat al-Qur'an, dengan tujuan tulisan tersebut untuk bahan bacaan, tetap saja haram disentuhnya. 

Apakah kitab fikih dan semacamnya disebut mushhaf?

قال النووى اذا مس المحدث أو الجنب أوالحائض أو حمل كتابا من كتب الفقه أوغيره من العلوم وفيه آية من القرآن أو ثوبا مطرزا بالقرآن أو دراهم أو دنانير منقوشة به أو مس الجدار أو الحلو أو الخبز المنقوش فيه فالمذهب الصحيح جواز هذا كله لانه ليس بمصحف وفيه وجه أنه حرام ، وقال أقضى القضاة أبو الحسن الماوردى فى كتابه الحاوى يجوز مس الثياب المطرزة بالقرآن ولايجوز لبسها بلا خلاف لان المقصود بلبسها التبرك بالقرآن وهذا الذى قاله ضعيف لم يوافقه أحد عليه فيما رأيته بل جزم الشيخ أبو محمد الجوينى وغيره بجواز لبسها وهذا هو الصواب والله أعلم . 

Menurut Imam Nawawi, apabila orang yang berhadats kecil, atau berhadats besar seperti junub, haidh, juga nifas, kemudian mereka -- menyentuh kitab fikih dan selainnya, tetapi didalamnya terdapat ayat-ayat suci al-Qur'an, atau -- menyentuh kain baju yang terdapat sablon ayat suci al-Qur'an, atau -- menyentuh uang logam dirham, dinar, yang bercapkan ayat al-Qur'an, atau -- menyentuh dinding yang terdapat tulisan al-Qur'an, ataupun menyentuh makanan ringan seperti roti yang bungkusnya di stempel tulisan ayat al-Qur'an, maka dalam konteks seperti ini menurut madzhab yang shohih dibolehkan menyentuhnya, sebab itu semua tidak termasuk dalam kategori mushhaf al-Qur'an. Dalam masalah tersebut, namun ada sebagian ulama yang mengharamkan. 

Menurut Qodhi Abu Hasan al-Mawirdiy dalam kitabnya, al-Haawi, bahwasannya boleh jika sekedar menyentuh kain baju yang terdap sablon ayat suci al-Qur'an, adapun memakainya tidak perbolehkan sama sekali, dengan ilat karena tujuan dari memakai baju tersebut adalah mengambil berkah al-Qur'an semata. Namun pendapat ini statusnya lemah yang tidak ada satu ulama pun meresponnya, bahkan telah memastikan Syekh Abu Muhammad al-Juwainiy dan yang lainnya bahwa status yang absahnya adalah boleh memakai baju yang terdapat sablon ayat suci al-Qur'an, dan inilah pendapat yang benar. (pen). 

Bagaimana jika kitab tafsir, apakah termasuk mushhaf?

وأما كتب التفسير والفقه فان كان القرآن فيها أكثر من غيره حرم مسها وحملها وان كان غيره أكثر كما هو الغالب ففيه ثلاثة أوجه أصحها لايحرم والثانى يحرم والثالث اذا كان القرآن بخط متميز بلفظ أى باجتماع أوحمرة ونحوها حرم وان لم يتميز لم يحرم قال صاحب التتمة من أصحابنا اذا قلنا لا يحرم فهو مكروه . 

Adapun untuk kitab tafsir, juga kitab fikih, pabila didalamnya kitab tersebut terdapat ayat-ayat suci al-Qur'an, sedangkan ayat suci al-Qur'annya lebih banyak daripada tafsiran dan yang lainnya, maka hukumnya haram disentuh bagi mereka yang berhadats kecil dan berhadats besar bahkan haram dibawanya. Dan apabila didalamnya kitab tersebut lebih banyak tafsiran dan yang lainnya, dalam konteks semacam ini terdapat tiga faktor masalah, 

1. Tidak haram, dan ini kaol ashohnya. 

2. Haram 

3. Tergantung bagaimana tulisannya, 

- Haram, jika warna tulisan ayat al-qur'annya ditebal hitamkan atau dimerahkan dan semisalnya sehingga tampak jelas untuk membedakan antara tulisan ayat al-Qur'an dan tulisan yang lainnya. 

- Tidak haram, jika warna tulisan ayat al-Qur'annya disamaratakan dengan tulisan yang lainnya, sehingga tidak tampak jelas untuk membedakan antara ayat al-Qur'an dan yang lainnya. Menurut pengarang kitab at-Tamimah dari sahabat-sahabat kami, dalam kondisi tersebut, jikalau statusnya tidak diharamkan, berarti status hukumnya adalah makruh. 

Bagaimana jika kitab hadits, apakah termasuk mushhaf?

وأما كتب حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم فان لم يكن فيها آيات من القرآن فلا يحرم مسها والاولى أن تمس على طهارة وان كان فيها آيات فلا يحرم على المذهب بل يكره وفيه وجه أنه يحرم وهو الوجه الذى فى كتب الفقه وأما المنسوخ تلاوته كالشيخ والشيخة اذا زنيا فارجموها وما أشبه ذلك فلا يحرم مسه ولاحمله قال أصحابنا وكذلك التورة والانجيل انتهى كلام النووى . 

Adapun untuk kitab - kitab hadits Rasulullah SAW, pabila tidak terdapat dalam redaksi haditsnya ayat suci al-Qur'an, maka tidak haram menyentuhnya, meskipun demikian yang lebih utamanya harus berwudhu untuk menyentuhnya. Dan apabila terdapat ayat suci al-Qur'an dalam redaksi haditsnya, maka menurut satu madzhab tidak diharamkan tapi dimakruhkan, namun ada sebagian ulama yang mengharamkan halnya seperti ayat suci al-Qur'an yang terdapat dalam kitab fikih dalam pembahasan sebelumnya. Adapun untuk ayat yang di mansukh seperti

الشيخ والشيخة اذا زنيا فارجموها

dan yg serupa, maka tidak diharamkan menyentuh dan membawanya, demikian juga halnya seperti menyentuh dan membawa kitab Taurat dan Injil, menurut sahabat kami tidak diharamkan. Demikianlah ulasan Imam Nawawi rahimahullahu. 

Penjelasan hukum membawa Mushhaf

قوله وحمله : الا فى متاع فيحل حمله معه تبعا له اذا لم يكن مقصودا بالحمل وحده وكذا اذا قصده مع المتاع على المعتمد ، بخلاف ما اذا قصده وحده أو قصد واحدا لابعينه فانه يحرم 

Membawa mushaf al-Qur'an hukumnya haram bagi yang berhadats kecil dan berhadats besar, kecuali jika mushhafnya disatu paketkan dengan materi yang lainnya, dengan demikian halal membawanya, namun dengan catatan tidak boleh bertujuan membawa mushhaf semata, atau bertujuan membawa mushhaf serta materi, menurut kaol muktamad tidak diharamkan. Berbeda halnya jika bertujuan membawa mushhaf saja, atau bertujuan membawa mushhaf dengan materi lainnya, dalam kondisi seperti ini tetap berlaku keharamannya.

ولا يشترط كون المتاع ظرفا له ومحل جواز الحمل فيما ذكر حيث لم يعد ماسا له بأن غرز فيه شيئا وحمله اذ مسه حرام ولو بحائل ولو بلاقصد ، قال النووى فى التبيان أجمع المسلمون على وجوب صيانة المصحف واحترامه ، قال أصحابنا وغيرهم ولو ألقاه مسلم فى القاذورة والعياذ بالله تعالى صار الملقى كافرا . 

Dan tidak disyaratkan keadaan materinya berbentuk wadah yang bisa menyimpan mushhaf. Jadi dalam kontekes kebolehannya membawa mushhaf sebagaimana yang dipaparkan tadi adalah sekiranya tidak dikategorikan dengan menyentuh mushhaf, misalnya saja dengan menjahitkan sesuatu dalam mushhaf tersebut, lantas dibawa, hal ini pun berlaku keharamannya sekalipun menyentuhnya memakai sarung tangan dan tidak bertujuan apa-apa.   

Telah berkata Imam Nawawi dalam kitab at-Tibyaan, bahwasannya segenap kaum muslimin telah sepakat terhadap wajibnya menjaga dan memuliakannya mushhaf al-Qur'an, bahkan menurut sahabat-sahabat kami dan yang lainnya, kalaulah seorang muslim mebuang mushhaf al-Qur'an sembarangan pada tempat sampah, maka secara sepontan menjadikan pelakunya pada kekafiran, wal'iyaadzu billah. 

Wallahu 'alamu bishshowab.

شرح كاشفة السجا ، ص : ٢٨ - ٣٢ ، للشيخ نووى البنتنى رحمه الله